Pages

Sabtu, 05 Februari 2011

Sekedar Corat-Coret #1


Baru saja PKH bergulir di Kab. Cilacap sudah ditemukan permasalahan yang muncul dan sangat kompleks. Kami coba membuat coretan yg tidak ada maksud apapun di balik semua coretan ini. Permasalahan muncul mulai manakala pendamping menerima undangan calon peserta KSM, form validasi sampai dengan pelaksanaan sosialisasi primer, yang diantaranya adalah:

...
  1. Perbedaan jumlah calon peserta dari data awal dengan jumlah undangan/form yg diterima (mayoritas terjadi pembengkakan);
  2. Pendistribusian undangan dan atau form validasi, baik dari UPPKH Kab ke PD maupun kendala dari PD ke calon peserta PKH yang tercantum;
  3. Sikap pemangku wilayah penerima PKH;
  4. Penerimaan informasi audience yang sedikit salah mengartikan maksud dan tujuan serta sasaran PKH;
  5. Asumsi publik yg beraneka ragam.
  6. Dll.

Dari beberapa permasalahan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa minimnya informasi hingga ke bawah merupakan PR bagi PD bagaimana menyikapi semua hal tersebut. Dengan adanya sharing dengan sesama PD maupun dengan sekretariat UPPKH Kab, kami mencoba sedikit memberikan sedikit coretan yang mungkin hanya sebagai intermezzo bagi rekan2 PD. Ada beberapa hal yg menjadi catatan kami dari hasil sharing, diantaranya ialah:

  • Perbedaan jumlah data calon peserta dengan undangan & form validasi yg diterima dikesampingkan terlebih dahulu, sebagai acuan adalah jumlah undangan/form validasi.
  • Karena terbatasnya jumlah petugas dan limite-nya waktu, untuk pendistribusian undangan harap dimaklum apabila ada sedikit permasalahan. Untuk itu PD diharapkan pro-aktif dan inisiatif serta kreatif dalam menanganinya. Dalam hal ini ada beberapa opsi yg sudah dilakukan oleh beberapa pendamping:
  1. Mendistribusikan langsung door to door sesuai nama yg tertera di undangan (apabila memungkinkan);
  2. Berkoordinasi dengan Kades serta perangkatnya untuk ikut membantu mendistribusikan (demi efektifitas waktu dalam hal ini melalui KADUS) tentunya dengan segala catatan baik resiko maupun mekanismenya yaitu resiko terbesar bahwa undangan tidak sampai sasaran disebabkan berbagai hal/kemungkinan. Adapun mekanismenya adalah Resi bukti penerimaan/pengiriman PT. POS dilepas (meminimalisir hilangnya resi), kemudian resi tsb akan ditandatangani pd waktu pertemuan awal oleh KSM. Dalam hal ini PD sementara menggunakan Random Sampling.
  3. Alternatif mekanisme pendistribusian undangan ialah dengan membuat sendiri undangan (berbentuk semacam Struk atau Cepithir) untuk mempermudah, dengan catatan undangan ttp akan disampaikan pd waktu PA berikut dengan paraf penerimaan undangan. Namun hal ini beresiko dengan prosedur pendistribusian yg telah ditetapkan.
  • Sosialisasi baik sekunder maupun primer hendaknya PD menekankan pada maksud dan tujuan PKH, serta kriteria penerima program, dan mekanisme2 lain yang dianggap penting.
  • Dalam mekanisme sosialisasi primer, PD dapat melaksanakan dua opsi, yaitu Individu dengan wilayah (desa) dampingannya, atau dengan sistem gotong-royong (kroyokan) sebagai bentuk kebersamaan (satu rasa - satu tanggungan) dalam menjaga jiwa korsa.
  • Sebisa mungkin menghidari adanya perdebatan baik dalam pelaksanaan sosialisasi maupun pendampingan selama program berjalan nantinya.
  • Sebisa mungkin dekat dengan aparat desa dampingan dengan maksud untuk ikut berpartisipasi baik dalam informatif maupun pengawasan program di wilayahnya.
  • Perlu ditekankan secara tegas pula bahwa pendamping selama sosialisasi hanya dibekali surat tugas, undangan, serta form validasi. Selebihnya tidak ada.
  • Sesuatu yang benar belum tentu pas. Artinya prosedur yang ada tidak selamanya baku (mutlak) namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan. Lagi-lagi PD dituntut untuk lebih kreatif yg bisa mendapatkan inovasi-inovasi.

Disamping hal-hal tsb diatas, ada beberapa langkah (strategi) yg menunjang kinerja PD:

  1. Menyampaikan ketegasan ttg program;
  2. Menyampaikan bahwa PKH ini tujuan utamanya adalah bukan nominal bantuannya yg dimaksud, namun adanya Pemberdayaan KSM yg terkandung didalamnya;
  3. PD semaksimal mungkin memberikan empati baik pd peserta PKH maupun non peserta;
  4. Mempelajari betul ttg program demi kelancaran tugas PD;
  5. Sebisa mungkin PD langsung turun door to door demi validitas data yg ada;
  6. Segala yg berkaitan dengan pelaksanaan kerja PD hendaknya terprogram dan terjadwal;
  7. Beradaptasi dengan KSM baik dalam lisan maupun bersikap;
  8. Mengesampingkan Egosentris;
  9. Selalu mengkoordinasikan segala sesuatu yg berkaitan dengan program baik dengan sesama PD, dengan UPPKH Kec., maupun UPPKH Kab., dengan cara / media yg bermacam-macam.

Dari coretan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang paling utama dalam melaksanakan program adalah bagaimana PD mengolah/menggunakan TEHNIK KOMUNIKASI yg sesuai dengan audience sehingga isi informasi tepat demi meminimalisir asumsi publik / polemik di masyarakat ttg penyimpangan progam. (DS/3301130)

Baca Selengkapnya - Sekedar Corat-Coret #1

Selasa, 01 Februari 2011

Sosialisasi sebagai ajang perdebatan


Sosialisasi merupakan salah satu cara penyampaian informasi, pesan atau berita dari sumber kepada sasaran atau target yang dituju. Proses sosialisasi acap kali dinilai sebagai alat belajar, sehingga seorang tutor dalam sosialisasi sering dianggap sumber segala sumber informasi yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan bahwa tutor dianggap sebagai buku / pedoman umum yang hidup. Dalam tehnik komunikasi yang efektif telah dijelaskan secara jelas oleh para ahli ilmu komunikasi, bahwa inti dari tehnik komunikasi efektif ialah bagaimana seorang komunikator (tutor) dapat menyampaikan berita/informasi/pesan kepada sasaran secara jelas kepada audience dalam waktu yang se-minimal mungkin namun tanpa mengurangi kadar pesan/info/berita yang akan disampaikan, sehingga proses komunikasi berjalan secara efektif tanpa ada kekeliruan penangkapan para audience.
Terlepas dari tehnik komunikasi efektif tersebut diatas, pada hakekatnya seorang komunikator harus benar-benar mengerti dan menguasai pesan/berita/informasi yang akan mereka sampaikan sehingga dapat meminimalisir ketimpangsiuran informasi yang diperoleh audience. Sudah merupakan hal yang wajar apabila dalam proses penyampaian ini terjadi interaksi baik antara komunikator dengan audience atau juga antar sesama audience. Satu hal menjadi catatan bagi seorang komunikator ialah penggunaan cara (metode) penyampaian informasi yang sesuai baik dengan materi maupun situas/keadaan dimana tempat proses penyampaian informasi itu akan diadakan. Hal ini sangat penting mengingat faktor lingkungan sangat mempengaruhi kualitas informasi yang akan disampaikan. Selama interaksi berlangsung didalam penyampaian berita sering kita jumpai proses tersebut berubah fungsi menjadi ajang perdebatan saling mempertahankan pendapat/ide masing-masing. Hal tersebut tidak bisa kita pungkiri. Namun demikian, seorang komunikator hendaknya menjadi pendengar, dan narasumber informasi. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh seorang komunikator dalam mengatasi dan atau mengantisipasi perdebatan, antara lain:
  1. Memberikan informasi secara jelas dan gamplang.
  2. Mempergunakan waktu se-efisien mungkin (tidak berbelit-belit).
  3. Penyampaian materi/informasi secara sistematik.
  4. Menjawab pertanyaan audience secara detail dan jelas (jawaban tidak dianggap mengambang).
  5. Selalu menghargai pendapat/usul/pertanyaan audience dengan tidak memotong pertanyaan.
  6. Mengingatkan kembali sasaran utama informasi/berita.
  7. Dalam menjelaskan/menjawab pertanyaan hendaknya diikuti oleh referensi sumber informasi.
  8. Berbesar hati dan SABARRRRRRRR..........
Dengan strategi tersebut diatas diharapkan proses penyampaian berita dapat berjalan secara efektif, tanpa menimbulkan kesimpang-siuran asumsi audience itu sendiri. (DS/3301130)
************
SELAMAT BERJUANG
Baca Selengkapnya - Sosialisasi sebagai ajang perdebatan