Moksa Hutasoit - detikNews
"Abu nya sudah sampai di sini, tipis kaya kabut," ujar Enha warga Majenang, Kabupaten Cilacap kepada detikcom, Kamis (4/11/2010). Wilayah yang ditinggali Enha berbatasan dengan Ciamis, Jawa Barat.
Menurut Enha, abu ini mulai dirasakan sejak pukul 20.00 WIB. Jika keluar rumah, kondisi jalanan seperti diselimuti kabut tipis.
Di aspal dan lantai rumah, abu ini juga mulai terlihat. Begitu juga dengan kaca-kaca kendaraan.
"Tipis, tapi sampai sekarang masih berlangsung," jelas Enha.
Namun belum ada warga yang sampai harus menggunakan masker saat keluar rumah. Enha juga menceritakan, kondisi Cilacap tidak diguyur hujan.
Sore tadi, Merapi kembali melontarkan awan panas (wedhus gembel). Bukan cuma sekali, secara beruntun awan panas menyembur dari puncak Merapi.
Berikut kronologi letusan seperti dilansir website ESDM;
- 11.11-13.19 WIB terjadi awan panas beruntun dengan durasi maksimum 2 menit. Sementara cuaca dalam keadaan kabut dan hujan, sehingga pandangan tidak bisa bebas ke puncak Merapi.
- 13.27 WIB dan 13.30 WIB terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal (VB).
- 14.00-14.03 WIB terjadi guguran besar material secara beruntun sebanyak 4 kali dengan durasi maksimum 1 menit.
- 14.04-14.27 WIB terjadi rentetan awan panas dengan durasi maksimum 5 menit dengan jarak luncur diperkirakan mencapai 10 km, sehingga diputuskan untuk memperluas daerah aman hingga di luar radius 15 Km.
- Pukul 14.44 WIB terjadi awan panas besar selama 1,5 jam.
- Pukul 16.23 WIB aktivitas mulai reda.
- Pukul 17.30 WIB dilaporkan bahwa awan panas mencapai 9 km dan menuju ke aliran Kali Gendol.
Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM memperingatkan aktivitas Merapi hingga saat ini masih tergolong tinggi. Status aktivitas Merapi masih tetap pada tingkat Awas (level 4). Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar soal Merapi.
(mok/mok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar