Pages

Jumat, 22 Oktober 2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PTK

A. Pengertian PTK
B. Karakteristik PTK
C. PTK dan PK (Penelitian Kelas)
= = = = **** = = = =

A. PENGERTIAN PTK
PT : - Penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri
- Dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti (seperti Guru, Siswa, Kepala Sekolah)
- Dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan
- Tujuan memperbaiki berbagai aspek : Dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

PTK : Penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Pemahaman PTK :
Siapa yang melakukan penelitian itu?
Dimana dilakukan?
Bagaimana caranya melakukan?
Apa yang ingin dicapai?

B. KARAKTERISTIK PTK
1. Adanya masalah dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
2. Penelitian melalui refleksi diri (ciri yang paling esensial).
3. Dilakukan di dalam kelas, fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu dalam PTK dikenal adanya Siklus Pelaksanaan berupa pola :
Perencanaan - Pelaksanaan - Observasi - Refleksi - Revisi (perencanaan ulang)
Ciri khas Penelitian Tindakan yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik.
Kunci utama PTK :
- Adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan.
- Dilakukan oleh para guru.
Guru dapat meminta bantuan orang lain dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan tersebut. Misalnya : seorang dosen LPTK.

C. PTK dan PK (Penelitian Kelas)

Perbedaannya :
1. Munculnya masalah.
2. Peran guru.
3. Hasil yang diharapkan.


Perbandingan PTK dan PK Non PTK
No. Aspek Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Kelas Non- PTK
1. Peneliti Guru Orang luar
2. Rencana Penelitian Oleh guru (mungkin dibantu orang luar) Oleh peneliti
3. Munculnya masalah Dirasakan oleh guru (mungkin dengan dorongan orang luar) Dirasakan oelh orang luar
4. Ciri utama Ada tindakan untuk perbaikan yang berulang Belum ada tindakan perbaikan
5. Peran guru Sebagai guru dan peneliti Sebagai guru (objek penelitian)
6. Tempat penelitian Kelas Kelas
7. Proses pengumpulan data Oleh guru sendiri atau bantuan orang lain Oleh peneliti
8. Hasil penelitian Langsung dimanfaatkan oleh guru, dan dirasakan oleh siswa Menjadi milik peneliti, belum tentu dimanfaatkan oleh guru.


Perbedaan Karakteristik PTK dengan Penelitian Formal
No. Dimensi PTK Penelitian Formal
1. Motivasi Tindakan Kebenaran
2. Sumber masalah Diagnosis status Induktif – Deduktif
3. Tujuan Memperbaiki praktik, sekarang dan di sini Verifkasi & menemukan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan
4. Peneliti yang terlibat Pelaku dari dalam (guru) Orang luar yang berminat
5. Sampel Kelas khusus (populasi dalam kelas) Sampel yang representatif
6. Metodologi Longgar tetapi berusaha objektif-jujur-tidak memihak (impartiality) Baku dengan objektivitas dan ketidakmemihakan yang terintegrasi (build-in objectivity & impartiality)
7. Penafsiran hasil penelitian Untuk memahami praktik melalui refleksi oleh praktisi yang membangun Mendeskripsikan, mengabstraki, serta menyimpulkan dan membentuk teori oleh ilmuwan
8. Hasil akhir Siswa belajar lebih baik (proses dan produk) Pengetahuan, prosedur, atau materi yang teruji








D. MENGAPA PTK PERLU DILAKUKAN OLEH GURU
1) Guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian profesional, sehingga sesungguhnya ia tidak perlu diberitahu apa yang harus dia kerjakan.
2) Ketidak tepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam mengajar.
(Kesimpulan resmi yang dihasilkan oleh berbagai penelitian tersebut kurang relevan dengan kebutuhan para guru yang mengajar di kelas).
Praktik Pembelajaran di kelas :
- Gurulah yang paling banyak pengalaman
- Guru yang paling tahu : kapan sesuatu harus dimunculkan dan kapan harus dicegah.
- Pengamatan oleh guru sendiri akan lebih bermakna karena guru dapat menghubungkan hasil pengamatan dengan kondisi sebelumnya serta terkait dengan kebutuhan guru itu sendiri. Ia tahu dan paham kondisi setiap siswa yang ada di kelas (Karakteristik Siswa).
Interaksi guru dan siswa menghasilkan pembelajaran yang efektif tidak didasarkan pada perilaku mengajar yang standar, tetapi pada perilaku mengajar yang unik yang didasarkan pada berbagai situasi dan kondisi terutama karakteristik siswa.
- Apa yang oleh para peneliti kelas ketika mereka datang ke kelas mungkin hanya merupakan kejadian sesaat yang berakar dari berbagai kondisi sebelumnya yang tidak mungkin diamati oleh para peneliti.
3) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan pengembangan di sekolahnya dan mungkin di tingkat yang lebih luas, sehingga guru mampu melakukan revisi terhadap kinerjanya sendiri yang dapat dipakai sebagai masukkan dalam revisi kinerja sekolah.
Contoh : - Kegiatan menilai Daya Serap.
- Revisi muatan kurrikulum.
- Revisi teknik pembelajaran yang efektif.
4) Dengan pengalaman melaksanakan PTK, guru akan merasa lebih mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif.

KEGIATAN BELAJAR 2 : MANFAAT, KETERBATASAN, dan PERSYARATAN PTK

A. MANFAAT PTK

1. Manfaat bagi guru
a. Dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang dikelolanya.
b. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Guru lebih percaya diri.
d. Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

2. Manfaat bagi pembelajaran / siswa
a. Memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa (perbaikan hasil belajar siswa).
b. Dapat menjadi model bagi siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajar.

3. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
b. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat (untuk berubah secara menyeluruh).
c. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan seperti :
- Penanggulangan berbagai masalah belajar siswa.
- Perbaikan kesalahan konsep.
- Penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru.
- Menumbuhkan iklim kerjasama yang konduktif untuk memajukan sekolah.

B. KETERBATASAN PTK
Ada 2 (dua) keterbatasan, yaitu :
1. Validitas PTK
Kesalahan penelitian yang dilakukan guru sendiri di dalam kelasnya.
Guru tidak melakukan manipulasi karena ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
2. Generalisasi
PTK memang merupakan penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri untuk memperbaiki aspek pembelajaran yang terjadi di kelas tersebut. Meskipun demikian, hasil penelitian tersebut tentu dapat dicobakan oleh guru lain dengan mempertimbangkan berbagai modifikasi sesuai dengan kondisi kelasnya.

C. PERSYARATAN PTK
1. Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK, berkolaborasi dengan teman guru lainnya, dapat secara bebas meminta teman untuk menjadi pengamat bagi kelasnya, dan bebas berdiskusi tentang kelasnya, disamping dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai.
2. Birokrasi dan hierarki organisasi di sekolah hendaknya diminimalkan.
3. Sekolah semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolahnya.
4. Keterbukaan dari semua staf sekolah untuk membahas masalah yang dihadapi tanpa rasa khawatir akan dicemoohkan.
5. Sikap kepala sekolah dan staf administrasi harus menunjang terjadinya pembauran.
6. Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka sedang melakukan satu pembauran yang didukung oleh kepala sekolah dan juga orang tua.
7. Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya mendapat perhatian lebih daripada yang lama yang sudah diakrabi setiap hari.

LANGKAH – LANGKAH PTK

KEGIATAN BELAJAR 1 : RENCANA dan PELAKSANAAN PTK

PTK dilakukan / dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap :
1. Merencanakan (Planning)
2. Melakukan Tindakan (Acting)
3. Mengamati (Observing)
4. Melakukan Refleksi (Reflecting)

Ke empat tahap tersebut merupakan Satu Siklus / daur, oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali. Setiap tahap dapat terdiri dari atau didahului oleh beberapa langkah.
Misal : Langkah merencanakan didahului oleh munculnya masalah yang diidentifikasi oleh guru.

Tahap Merencanakan dan Melakukan Tindakan
Dalam tahap ini ada 4 (empat) langkah utama :
A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH (MENGENALI DAN MENEMUKAN MASALAH).
Adanya masalah yang dirasakan/disadari oleh guru, misalnya:
a. Ada sekelompok siswa yang secara terus-menerus membuat kesalahan yang sama.
b. Adanya siswa yang suka membolos.
c. Hasil belajar siswa menurun secara drastis.

Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya

MENGIDENTIFIKASIKAN MASALAH
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut / memperbaiki situasi yang ada?
Refleksi-refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman / kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap dirinya sendiri.
Refleksi : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri.
Bidang yang layak dijadikan fokus PTK :
a. Melibatkan KBM.
b. Mungkin ditangani oleh guru.
c. Sangat menarik minat guru.
d. Ingin diubah / diperbaiki oleh guru.

B. MENGANALISIS DAN MERUMUSKAN MASALAH.
Sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagi dokumen, seperti :
- Pekerjaan siswa.
- Daftar hadir.
- Daftar nilai.
- Bahan pelajaran yang kita siapkan.
tergantung jenis masalah yang kita identifikasi.
Misalnya : Masalah yang kita identifikasi :
”Rendahnya motivasi belajar siswa”

Menganalisis Masalah :
1. Menganalisis daftar hadir siswa.
Berapa % rata-rata kehadiran siswa dalam 1 bulan. Apakah yang absen hanya siswa tertentu ataukah hampir semua pernah absen dan apa alasannya.
2. Menganalisis daftar nilai siswa
Mengaitkan frekuensi ketidakhadiran siswa dengan nilainya.
3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai.
Apakah tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup menantang atau membosankan.
4. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa.
Apakah balikan tersebut membuat siswa frustasi atau mendorong siswa untuk memperbaiki pekerjaannya.
5. Melakukan refleksi terhadap perilaku mengajar.
Seyogyanya kita (guru) secara jujur merenung kembali kebiasaannya di dalam kelas. Apakah dia sering marah-marah, bersikap tidak simpatik, atau sebaliknya.

Hasil Analisis diatas :
1. Hanya siswa tertentu yang sering absen (sekitar 20 anak dari 35 anak).
2. Nilainya rendah.
3. Tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan, karena hanya menuntut siswa untuk menghafal tanpa pernah meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara bebas dalam bahasa tulis.
4. Balikan yang diberikan pada tugas-tugas tersebut ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang.
5. Refleksi bersikap biasa-biasa saja hanya merasa jarang memberikan penguatan. Ia lebih banyak menegur siswa yang kurang berhasil daripada memuji siswa yang berhasil.

Memilih masalah / memutuskan / merumuskan :
Bahwa ia akan memfokuskan usahanya pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang ia gunakan. Berkaitan hal hal ini dapat merumuskan masalah sebagai berikut.

MERUMUSKAN MASALAH
Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia?
- Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui PTK.
- Masalah perlu dijabarkan/dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya lebih terarah.
Penjabaran masalah
1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?
2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?
3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?

C. MERENCANAKAN PTK
Langkah-langkah menyusun Rencana Perbaikan :
1. Rumuskan cara-cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.
- Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah.
- Hipotesis dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri.
- Guru memilih alternatif yang paling banyak dari hasil kajian.
Beberapa alternatif :
a. Tugas akan lebih berhasil dan menantang jika diberikan setiap minggu atau dua minggu sekali.
b. Bentuk tugas yang bervariasi akan memotivasi siswa untuk mengerjakannya.
c. Tugas akan cukup menantang jika materinya diambil dari lingkungan siswa atau diambil dari buku pelajaran yang dimiliki siswa.
d. Bahan belajar akan cukup menarik jika sesuai dengan perkembangan siswa, disajikan dengan berbagai variasi, menuntut siswa untuk berpikir, serta menyajikan wacana yang temanya akrab dengan lingkungan siswa.
e. Tugas yang diberikan akan menantang jika dikaitkan dengan bahan belajar.
2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan.
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya. (Guru harus bertanya : Mungkinkah rencana tindakan tersebut dilaksanakan?).
Hal ini dikaitkan dengan hal-hal berikut :
a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana, karena pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri.
b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut.
c. Ketersediaan sarana / fasilitas yang diperlukan.
d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
Iklim Belajar : berkaitan dengan berbagai kebiasaan guru, siswa dan personil dalam menyikapi kegiatan belajar.
Iklim Kerja : berkaitan dengan kebiasaan personil sekolah dalam menyikapi tugas-tugasnya.
Guru juga harus menganalisis sekali lagi hasil yang diperkirakan akan diperoleh dari tindakan tersebut. Dengan melakukan berbagai kajian tersebut diharapkan tindakan yang dipilih memang benar-benar merupakan hipotesis yang paling layak.

D. MELAKSANAKAN PTK
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah cukup layak, selanjutnya guru mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan. Langkah ini kita sebut sebagai persiapan pelaksanaan yang sebenarnya dapat merupakan bagian dari perencanaan, tetapi dapat pula kita tempatkan sebagai bahan awal dari pelaksanaan.
Setelah persiapan mantap, barulah kita mulai dengan pelaksanaan di kelas. Kita kaji kedua tahap ini.
1. Menyiapkan Pelaksanaan
a. Membuat rencana pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan.
- Guru menyiapkan berbagai bahan seperti: tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai dengan hipotesis yang dipilih, alat peraga, atau buku-buku yang relevan.
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan misalnya : gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau sarana lain yang terkait.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses atau hasil perbaikan.
Guru harus :
1) Menetapkan apa yang harus direkam.
2) Bagaimana cara merekamnya.
3) Bagaimana cara menganalisisnya. Hal ini guru harus menetapkan indikator keberhasilan, misalnya :
- Sikap siswa ketika diberi tugas.
- Persentase siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu.
- Kualitas penyelesaian tugas siswa.
- Persentasi kehadiran siswa.
- Nilai siswa dalam tes formatif.
d. Mensimulasikan pelaksanaan tindakan

2. Melaksanakan Tindakan
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar.
Guru harus selalu mengutamakan siswa karena tujuannya memang untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. (Metodologi penelitian yang sedang dilaksanakan tidak mengganggu KBM).
b. Dalam pengumpulan data tidak menyita waktu.
Guru dapat memanfaatkan alat perekam seperti tape-recorder atau meminta bantuan teman sejawat.
c. Metodologi yang diterapkan yang tepat dan reliabel.
d. Masalah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Memperhatikan aturan/etika terkait dengan tugas-tugasnya.
- Menyampaikan kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilakukan
- Menginformasikan kepada orang tua siswa selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu diluar kebiasaan rutin.
f. Mendapat dukungan

KEGIATAN BELAJAR 2 : PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA, SERTA TINDAK LANJUT


A. PENGUMPULAN DATA
Dikumpulkan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan dengan berbagai teknik seperti : observasi, wawancara, catatan harian, angket, dan sebagainya.

1. OBSERVASI dan INTERPRETASI

Pelaksanaan tindakan disertai dengan observasi atau pengamatan dan sekaligus interpretasi terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat dikatakan pelaksanaan tindakan dan observasi atau interpretasi berlangsung stimultan.
Artinya : Data yang diamati langsung diinterpretasikan, tidak hanya sekedar direkam.
Contoh : Guru memberi penguatan atau pujian kepada siswa.
- Yang direkam bukan hanya jenis pujian yang diberikan tetapi juga dampak bagi siswa yang mendapat pujian.
- Dampak ini dapat diinterpretasikan dari sikap dan partisipasi siswa dalam pembelajaran setelah mendapat pujian.
- Ternyata pujian membuat siswa bersemangat, guru meneruskan pujiannya.
Jika pujian membuat siswa menjadi bahan ejekan, guru mengubah cara memberikan penguatan.

Tidak semua data memerlukan interpretasi, ada hasil pengamatan yang hanya merupakan rekaman faktual tanpa memerlukan interpretasi (Low-interence Observation), yaitu :
- Pembicaraan Guru
- Pembicaraan Siswa
- Sepi (tanpa pembicaraan)
Pengamatan yang mempersyaratkan interpretasi atau penafsiran ketika merekam data disebut ”High-interence Observation”.



a. PRINSIP dan JENIS OBSERVASI
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Ada 5 Prinsip Dasar atau Karakteristik Kunci Observasi (Hopkins : 1993)
1. Perencanaan Bersama
- Observasi diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati (antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar).
- Bertujuan membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti :
a. Fokus yang akan diamati
b. Pelajaran yang akan berlangsung
c. Aturan lain seperti : - Berapa lama akan berlangsung
- Bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dimana pengamat akan duduk.
2. Fokus
Fokus yang sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.
3. Membangun Kriteria
Sebelum pengamatan, pengamat dan guru menyetujui bahwa pengamat akan merekam kebermaknaan respon siswa dengan cara mencatat kemunculannya dan memberi komentar.
4. Keterampilan Observasi
Pengamat memiliki minimal 3 keterampilan :
a. Tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa.
b. Dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan (tidak menakutkan guru dan siswa).
c. Menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam.
5. Balikan (Feedback)
Hasil Observasi:
a. Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi.
b. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis.
c. Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah disepakati.
d. Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.
e. Diskusi mengarah pada perkembangan strategi untuk membangun apa yang telah dipelajari

JENIS OBSERVASI

1. Observasi Terbuka
Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, tetapi hanya menggunakan kertas kosong untuk menekan pelajaran yang diamati.
Contoh : Pengawas mengamati guru mengajar. Kemudian membuat catatan pada kertas kosong tentang jalannya pelajaran yang berlangsung.
2. Observasi Terfokus
Secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. Semua fokus telah disepakati sebelum berlangsungnya observasi.
Contoh : Yang diamati kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, dampak penguatan bagi siswa, jenis pertanyaan yang diajukan guru.
3. Observasi Terstruktur
Menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai, pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (√ ) pada tempat yang disediakan.
4. Observasi Sistematik
Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati. Data pengamatan dibagi menjadi 3 kategori :
a. Pembicaraan Guru
b. Pembicaraan Siswa
c. Sepi atau senyap.

b. TUJUAN / SASARAN OBSERVASI
1. Secara Umum : bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu.
2. Dalam Penelitian Formal : bertujuan untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel (sahih dan handal) untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau penguji hipotesis.
3. Dalam PTK : bertujuan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Yang menjadi sasaran observasi adalah proses dan hasil.

c. PROSEDUR OBSERVASI / SIKLUS PENGAMATAN







Langkah-langkah terdiri dari 3 tahap :
1. Pertemuan Pendahuluan / Pertemuan Perencanaan
Pertemuan untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan.
2. Observasi
Pengamatan yang dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang berfokus pada :
- Perilaku mengajar guru.
- Perilaku belajar siswa.
- Interaksi antara guru dan siswa.
3. Diskusi Balikan.
Pertemuan setelah tindakan yang diamati berakhir, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikan / menginterpretasikan informasi tersebut, mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.








2. CATATAN HARIAN, REKAMAN, ANGKET, dan WAWANCARA
a. Catatan Harian Guru (Field Note)
Guru mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran : partisipasi siswa, respon siswa, kesalahan siswa / guru, dsb.

b. Rekaman
Rekaman dengan tape-recorder data penting yang berkaitan dengan interaksi di dalam kelas.
c. Angket / Kuestioner
Digunakan untuk menyaring pendapat siswa tentang pembelajaran ; merupakan pertanyaan yang direspon secara bebas (terbuka) oleh siswa.

d. Wawancara
Dilakukan untuk mengungkapkan pendapat siswa tentang pembelajaran dapat terjalin antara guru dengan siswa, pengamat dengan siswa, dan siswa dengan siswa.

B. ANALISIS DATA DAN REFLEKSI
1. Analisis Data
- Bertujuan untuk dasar pengambilan keputusan baik sebelum, selama, maupun setelah pembelajaran berlangsung. Agar data tersebut bermakna sebagai dasar pengambilan keputusan, data harus dianalisis atau diberi makna.


- Analisis data dapat dilakukan secara bertahap:
a. Menyeleksi dan mengelompokkan (Reduksi data)
b. Memaparkan atau mendiskripsikan data (dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel).
c. Menyimpulkan atau memberi makna (dalam bentuk pertanyaan atau formula singkat).
- Analisis data akan membantu guru melakukan refleksi, yaitu mengingat kembali segala perilaku ketika mengajar dan mencoba merenung mengapa perilaku seperti itu dan mengapa siswa merespon seperti itu.


2. Refleksi
Melihat kembali atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita kaji dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru mencoba merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu terjadi, dsb.
- Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.

C. PERENCANAAN TINDAK LANJUT
Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi, maka akan terdapat Siklus 2. PTK yang langkah-langkahnya tetap sama, yaitu:
1. Perumusan Masalah
2. Perencanaan Tindakan
3. Pelaksanaan Tindakan
4. Observasi dan Interpretasi
5. Analisis Data dan Refleksi
Siklus ini akan berulang kembali jika siklus 2 tindakan perbaikan masih belum berhasil, belum sesuai dengan yang ditargetkan.


MERANCANG PTK

KEGIATAN BELAJAR 1 : LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PTK

A. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENEMUKAN DAN MERUMUSKAN MASALAH
Langkah awal yang harus ditempuh adalah mengidentifikasikan masalah dalam pembelajaran sehari-hari.
Contoh:
1. Dalam Interaksi Pembelajaran
a) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelas.
b) Bila diberikan pertanyaan, siswa mau mengangkat tangan untuk menjawab.
c) Jika ada siswa yang terpaksa menjawab, jawabannya sering menyimpang.
d) Sebagian besar jawaban siswa tidak benar.
e) Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang.
f) Pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah.

2. Berkaitan dengan Prestasi Belajar
a) Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran Anda kurang memuaskan (dibawah rata-rata).
b) Nilai EHB rata-rata kurang dari 50.
c) Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif.
d) Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata bahasa Ingris.
e) Siswa kurang mampu menerapkan rumus matematika.
f) Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan sering tidak terjawab.

3. Disiplin Belajar
a) Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas atau PR.
b) Siswa tidak memperhatikan pelajaran.
c) Selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengantuk.
d) Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di kelas.




Cara memilih masalah dari sebanyak masalah, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah
- Lakukan dengan mengkaji hasil belajar siswa, mengingat kembali proses pembelajaran, melihat catatan harian, atau bertanya kepada siswa atau teman sejawat. Jika perlu dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan teman sejawat baik dari sekolah yang sama maupun dari sekolah yang berbeda.
- Memfokuskan masalah tersebut pada aspek tertentu (proses pembelajaran).
- Melakukan diagnosis secara umum tentang proses pembelajaran yang dikelola. Cara melakukan diagnosis dapat dengan merenung kembali dan menganalisis pengalaman dalam melakukan proses pembelajaran.
- Gunakan kriteria untuk membantu dalam menemukan masalah.
- Menguji masalah (layak/tidak layak) untuk diatasi melalui PTK :
a. Pilih masalah yang dikuasai guru.
b. Ambil topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas.
c. Pilih masalah yang paling penting bagi guru dan siswa.
d. Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratif.
e. Kaitkan masalah PTK dengan prioritas rencana pengembangan sekolah.
Contoh masalah yang memenuhi syarat untuk ditangani melalui PTK :
a. Nilai ulangan siswa pada Pelajaran IPS selalu rendah, rata-rata kurang dari 40. Ini terjadi hampir setiap kali ulangan.
Apabila guru mengajukan pertanyaan :
- Siswa tampak ragu-ragu dan bingung
- Siswa kalau menjawab tidak sesuai dengan keinginan guru.
b. Ketika guru menjelaskan Pelajaran IPA (sifat-sifat benda) di kelas, siswa banyak yang mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru. Akibatnya setiap ulangan skor yang diperoleh rendah.
c. Guru Bahasa Indonesia bingung karena 70% siswa tidak mampu menggunakan Bahasa Indonesia tulis dalam mengungkapkan pikirannya. Karangan siswa banyak yang tidak dapat dipahami karena struktur kalimat dan pilihan kata yang kurang tepat, penguasaan ejaan masih parah.
d. Siswa tidak tertarik pada pelajaran Matematika karena pelajaran matematika dianggap paling sukar. Banyak siswa tidak hadir dengan alasan tidak masuk akal.



2. Menganalisis Masalah
Analisis penting untuk memperoleh jawaban apa yang menyebabkan terjadinya masalah dengan cara :
a. Merenungkan kembali masalah tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sendiri (instropeksi).
b. Bertanya kepada siswa dengan kuestioner atau wawancara apa yang terjadi sehingga nilai ulangan mereka selalu rendah.
c. Menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
Contoh : Akar masalah :
1) - Penjelasan guru terlalu cepat
- Kurang diberikan contoh konkrit yang mudah dipahami siswa
- Guru terlalu banyak ceramah dan asyik sendiri
- Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru tidak pernah memberikan tugas, dll.
2) - Guru tidak menggunakan alat peraga
- Guru tidak pernah bertanya, dll.
3) - Karangan siswa jarang, hampir tidak pernah diberi masukkan, tidak pernah dibahas di dalam kelas.
- Latihan menulis secara bertahap tidak pernah diberikan, siswa langsung diminta membuat karangan sesuai dengan topik yang diperoleh.
4) - Cara mengajar terlalu formal
- Hasil latihan hampir tidak pernah dibahas
- Soal-soal terlalu sukar.

Sumber akar masalah dari :
a. Kekurangan guru
b. Kondisi siswa
c. Kondisi kelas/lingkungan.

Akar atau penyebab masalah merupakan titik tolak dari tindakan perbaikan. Jika penyebab ini tidak ditemukan secara tepat maka tindakan perbaikan tidak akan berhasil.




3. Merumuskan Masalah
- Masalah yang akan dirumuskan merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui PTK.
- Rumusan masalah harus memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan.
- Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk kalimat tanya serta mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya memperbaikinya.
Contoh :
a. Bagaimana cara membuat penjelasan menjadi lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPS?
b. Bagaimana cara mengaktifkan siswa, menggunakan alat peraga, dan memberikan balikan pada pekerjaan siswa, agar mampu meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas III dalam pelajaran IPA?
c. Bagaimana cara menerapkan langkah-langkah menulis agar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMA?
d. Bagaimana cara menggunakan alat peraga, berkomunikasi dengan siswa, memberikan balikan, dan menggunakan penguatan untuk memotivasi siswa agar tertarik dengan pelajaran Matematika?

B. MENGEMBANGKAN ALTERNATIF MASALAH
Dalam mengembangkan alternatif tindakan, kita dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang terkait dengan masalah yang kita hadapi.
2. Berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar bidang ilmu yang relevan.
3. Mengingat kembali pengalaman kita dalam menangani masalah serupa.

Contoh : Mengembangkan alternatif tindakan untuk setiap masalah yang telah kita rumuskan.
Masalah : Bagaiamana cara membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPS?
Tindakan dilakukan dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Artinya :
Mengubah kegiatan atau tindakan yang biasa dilakukan dengan tindakan yang diduga dapat memperbaiki keadaan. Dengan mengkaji berbagai teori, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta mengingat pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan menjelaskan, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, kita dapat mengembangkan alternatif tindakan.
Misalnya :
1. Dari teori tentang keterampilan bahwa penjelasan akan menjadi lebih efektif jika guru :
a. Menggunakan bahasa yang lugas, ucapan yang jelas, kata/istilah yang dapat dipahami siswa.
b. Menggunakan contoh atau ilustrasi.
c. Memberikan tekanan pada kata/istilah kunci.
2. Dari pendekatan belajar aktif bahwa keterlibatan optimal siswa akan terjadi jika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, berdiskusi, mengemukakan pendapat, meragakan sesuatu penguasaan, dsb.
3. Dari teori menggunakan media / alat peraga bahwa alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan / kompetensi yang ingin dicapai, materi yang dikaji, serta karakteristik siswa.
Mengacu kepada teori-teori tersebut, dan pengalaman kita selama mengajar, kita dapat menyusun alternatif tindakan sebagai berikut :

Hipotesis / Alternatif Tindakan 1 :
Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran IPS, guru menerangkannya disertai dengan memberikan contoh-contoh konkrit, menggunakan alat peraga yang sesuai, tidak menggunakan kata-kata asing yang sulit dipahami siswa, serta memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada siswa, maka pemahaman siswa akan meningkat.
Hipotesis / Alternatif Tindakan 1 :
Apabila guru menggunakan kata-kata asing dan menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia, disertai contoh-contoh konkrit yang bila perlu menggunakan alat peraga, kemudian siswa diberi tugas mencari contoh lain dari lingkungannya sendiri dan mendiskusikan masalah dalam kelompok, maka pemahaman siswa akan meningkat.

Keterangan : Hipotesis harus terukur (Measurable) dan dapat dilaksanakan (Apticable).
Terukur : adanya peningkatan dalam tindakan dan hasil harus dapat dilihat dan dibuktikan.
Dapat dilaksanakan : tindakan yang ditentukan harus dapat dilaksanakan oleh guru.
Baca Selengkapnya - PENELITIAN TINDAKAN KELAS