Pages

Minggu, 05 April 2009

LEGENDA BATU MENANGIS

Di bawah ini satu kisah mengenai seorang janda miskin dan akan gadisnya. Mereka bertempat tinggal di sebuah bukit yang jauh dari desa.

Konon ceritanya, anak gadisnya itu amat pemalas. Ia tidak suka membantu ibunya mencari nafkah. Kerjanya setiap hari hanya bersolek, bersolek, dan bersolek saja. Namun, setiap ia meminta sesuatu ibunya harus mengabulkannya.

Pada suatu hari mereka turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar di desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki. Ibunya berjalan di belakang sambil membawa keranjang, sedangkan anak gadisnya berlenggang di depan.

Ibunya berpakaian amat sederhana. Sebaliknya, anak gadisnya mewah pakaiannya. Karena mereka hidup terpencil, tidak seorang pun yang mengetahui bahwa sebenarnya mereka itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka hampir memasuki desa, mereka mulai bertemu dengan penduduk yang lain. Diantara orang-orang yang mereka jumpai ada seseorang yang bertanya kepada si gadis, katanya, “Manis, apakah yang di belakangmu itu ibumu?”

“Bukan,” jawab si gadis angkuh. “Ia adalah pembantu saya.”

“Manis, apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?” Tanya orang kedua yang berjumpa dengannya.

“Bukan, bukan,” jawab si gadis angkuh. “Ia adalah budak saya.”

Begitulah setiap si gadis bertemu dengan penduduk desa di sepanjang jalan, selalu itulah jawabannya. Ibunya diperlakukannya sebagai budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu tak bisa menahan diri.

Si ibu berdoa kepada Tuhan. “Ya Tuhan, hukumlah anak laknat ini. Ya hukumlah dia ….”

Berkat kekuasaan Tuhan Yang Mahakuasa, perlahan-lahan tubuh gadis yang durhaka itu berubah menjadi batu. Ketika baru setengah badan menjadi batu yang dimulai dari kaki, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

“Ibu, Ibu, ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan saya selama ini.” Si gadis terus menangis. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuhnya akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun telah menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis itu diberi nama “Batu Menangis.”

6 komentar:

  1. ckp singkat critanya....

    BalasHapus
  2. mank ni legenda beneran??

    BalasHapus
  3. yg bnr
    kok singkat bnget critanya
    emangnya ne lgnda bnran
    kyk cerpen aja pendek singkat banget

    BalasHapus
  4. beneran sob,, cuma ini sinopsisnya.

    BalasHapus
  5. bener legenda ini memang benar
    tidak ada yang kurang dri legenda yang guru saya kasih
    hampir sama smua
    bkn hampir sama tpi sngt sma

    BalasHapus